Kala mendengar sebutan personal branding, banyak orang langsung membayangkan dunia orang berusia: handal, selebritas, ataupun pebisnis yang membangun citra diri di media sosial.

Tetapi mengerti kah kita, kalau konsep ini dapat dikenalkan apalagi semenjak anak masih kecil?

Pasti, bukan dalam wujud konten ataupun strategi pemasaran diri, melainkan dalam arti yang lebih mendalam: menolong anak memahami, menghargai, serta menunjukkan nilai terbaik dirinya.

Apa Itu Personal Branding Untuk Anak?

Untuk anak, personal branding bukan tentang pencitraan. Ini merupakan proses membantunya menyadari kalau dirinya memiliki kepribadian unik, kemampuan hebat, serta nilai yang berarti.

Anak belajar mengidentifikasi siapa dirinya, apa yang dia gemari, kelebihan yang dia miliki, dan gimana dia mau diketahui oleh area sekitarnya.

Dengan memahami dirinya semenjak dini, anak berkembang jadi individu yang:

Tidak gampang terbawa- bawa tekanan sosial

Lebih yakin diri

Ketahui apa yang dia mau serta sanggup menyampaikannya dengan jelas

Lebih sadar hendak nilai serta kedudukan positif yang dapat dia berikan

Kenapa Personal Branding Berarti Dikenalkan Semenjak Dini?

Sebab masa kecil merupakan fondasi utama pembuatan jati diri. Kanak- kanak lagi dalam sesi membangun anggapan tentang dunia serta diri mereka.

Kala kita membimbing mereka mengidentifikasi keunikan tiap- tiap, mereka hendak berkembang dengan rasa bangga, nyaman, serta jelas tentang siapa mereka.

Kebalikannya, bila anak tidak ketahui siapa dirinya, dia hendak gampang tersesat dalam perbandingan sosial, merasa minder, ataupun malah sangat tergantung pada validasi orang lain.

Langkah Simpel Mengarahkan Personal Branding pada Anak

Bantu Anak Mengidentifikasi Diri Sendiri

Tanyakan persoalan ringan semacam:

ā€œ Apa yang sangat kalian suka jalani?ā€

ā€œ Apa yang sahabat suka dari kalian?ā€

ā€œ Apa yang membuat kalian merasa bangga?ā€

Dari sana, anak mulai belajar memetakan dirinya.

Bagikan Pujian yang Khusus serta Bermakna

Alih- alih cuma berkataā€œ Kalian hebat!ā€, lebih baik katakan,

ā€œ Bunda suka caramu berbagi mainan tadi. Kalian anak yang penyayang.ā€

Itu hendak menguatkan nilai- nilai positif yang mau ditumbuhkan.

Dorong Anak Menunjukkan Nilai Diri dalam Aktivitas Sehari- hari

Misalnya anak suka membantu, libatkan dia dalam aktivitas menolong sahabat ataupun adik. Bila anak pandai menggambar, bantu dia menunjukkan karyanya dengan bangga.

Ajarkan Anak Kalau Jadi Diri Sendiri Itu Cukup

Di tengah dunia yang penuh tekanan buatā€œ jadi semacam orang lainā€, anak butuh ketahui kalau jadi dirinya sendiri merupakan anugerah.

Orang Tua selaku Kaca Awal Personal Branding Anak

Anak belajar banyak dari orang tuanya. Bila kita menampilkan kalau kita menghargai diri sendiri, tampak apa terdapatnya, serta yakin diri menebar kebaikan, anak juga hendak meniru perihal yang sama.

Kebalikannya, bila orang tua padat jadwal menyamakan anak dengan orang lain, sangat fokus pada pencapaian luar tanpa menggali keunikan anak, hingga anak hendak berkembang dengan citra diri yang rapuh.

Contoh Nyata yang Dapat Kita Latih Bersama Anak

Membuatā€œ Papan Dirikuā€

Ajak anak melekatkan gambar, tulisan, serta foto tentang hal- hal yang dia gemari, kelebihan dirinya, cita- cita, ataupun perihal yang buatnya senang. Tempel di bilik kamarnya selaku pengingat siapa dirinya.

Berlatih Perkenalan Diri yang Bermakna

Bukan semata- mata nama serta usia, tetapi pula nilai. Misalnya:

ā€œ Namaku Rafi. Saya suka menolong sahabat serta bahagia membaca novel dinosaurus.ā€

Menjauhi Label Negatif serta Julukan yang Melemahkan

Perkata semacamā€œ bawah pemaluā€,ā€œ bandel banget sih kalian!ā€, ataupunā€œ kalian senantiasa buat permasalahanā€ hendak tertanam di benak anak serta dapat mempengaruhi citra dirinya secara negatif.

Jadi Anak yang Ketahui Nilainya Sendiri

Bayangkan bila anak kita dapat mengatakan,ā€œ Saya bisa jadi belum jago matematika, tetapi saya pandai menceritakan.ā€ Ataupun,ā€œ Saya bisa jadi pendiam, tetapi saya pendengar yang baik.ā€

Seperti itu kekuatan personal branding yang sehat: tidak menutupi kekurangan, tetapi jujur serta bangga atas kelebihan diri.

Anak belajar kalau tidak wajib jadi sempurna buat jadi berharga. Dia lumayan jadi dirinya yang terbaik.

Penutup: Bantu Anak Kenali serta Berkembang dalam Tipe Terbaik Dirinya

Mengenalkan konsep personal branding pada anak bukan tentang membuat mereka tampakā€œ wahā€, tetapi malah mengajak mereka jadi utuh serta jujur selaku manusia.

Kala anak ketahui siapa dirinya, dia tidak gampang runtuh dikala diuji, tidak gampang iri dikala memandang orang lain, serta tidak gampang putus asa dikala kandas.

Dia hendak berkembang jadi individu yang ketahui nilai dirinya, ketahui arah hidupnya, serta ketahui gimana triknya berikan arti buat sekitarnya.

Serta seluruh itu, dapat diawali dari rumah—dari kita.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share via
Copy link